skip to main |
skip to sidebar
Home »
Unlabelled »
'Madre', Ketika Sejarah Hidup Berubah dalam Sehari
Mengubah hidup memang tak semudah membalik telapak tangan. Namun, jika
takdir menghendaki, hidup bisa berubah hanya dalam semalam.
Itu yang terjadi pada Tansen (Vino G Bastian), seorang pemuda
gimbal
pecinta kebebasan, yang mempertaruhkan hidupnya pada gulungan ombak.
Tansen seorang surfer, hidupnya tak terikat selain pada papan seluncur
dan laut.
Mendadak, ia mendapat warisan dari neneknya yang
berdarah India dan kakeknya seorang keturunan China. Mereka mewariskan
sebuah kunci, yang membawa Tansen ke sebuah toko roti tua di bilangan
Jalan Braga, Bandung, Tan de Bakker. Di sana, Tansen mendapat kejutan
lagi. Kunci unik itu ternyata untuk membuka rantai kulkas kuno, yang di
dalamnya, terletak harta paling berharga milik toko itu yakni, biang
roti bernama Madre.
Tak ayal, perubahan mendadak itu mengejutkan Tansen. Pada blog
pribadi, ia mencurahkan kisah hidup yang membawanya dari Bali
terdampar di kota besar Bandung. Sampai akhirnya ia bertemu Madre,
sebongkah adonan berusia puluhan tahun yang menurut Pak Hadi (Didi
Petet), penjaga Tan De Bakker, bersifat layaknya manusia. Harus diberi
makan setiap hari, dirawat, ‘dihidupkan’. Madre-lah yang menjadi nyawa
bagi sepotong demi sepotong roti yang dihasilkan Tan De Bakker.
Spanyol, artinya ‘ibu’. Madre, Sang Adonan Biang, lahir sebelum ibu
kandung saya. Dan, dia bahkan sanggup hidup lebih panjang dari
penciptanya. Mengerikan,” tulis Tansen pada blog-nya.
Baginya,
mungkin Madre memang mengerikan, namun seorang perempuan China cantik
bernama Meilan Tanuwidjaja (Laura Basuki) menganggapnya keajaiban.
Keduanya
pun dipertemukan dengan Madre. Sementara Tansen menganggap roti dengan
adonan biang sekadar enak, Mei memperlakukannya seperti hal yang belum
pernah dimakan sebelumnya. Mendadak, ia memunculkan ide. Seratus juta
rupiah untuk membeli Madre. Sontak, tanpa berpikir panjang Tansen pun
setuju. Dengan uang sebanyak itu, ia bisa berkeliling dunia mencari
ombak tertinggi. Namun di sisi lain, Pak Hadi dan empat karyawa Tan De
Bakker, berduka mendalam saat tahu akan kehilangan Madre.
Namun di saat hari penjualan tiba, Tansen mendadak menghilang. Ia
memilih menyerahkan Madre pada tangan yang lebih memahaminya,
sementara ia kembali pada kebebasan. Uniknya, ternyata justru di
situlah konflik di perjalanan hidupnya dimulai. Dengan kedatangan Mei
ke Bali, dan satu kata kunci: keseimbangan.
“Semua
orang kalau ditanya pengennya hidup kayak gini. Bebas, nggak ada
masalah. Tapi hidup kan perlu tanggung jawab, perlu tantangan,
keseimbangan. Kalau nggak, nanti kamu bakal jatuh ke satu sisi,” ucap
Mei.
Kata-kata itulah yang akhirnya memenuhi benak Tansen. Dari penakluk
ombak, ia kembali terdampar ke sebuah bangunan tua, toko roti yang
telah bangkrut. Perlahan, idealismenya dipenuhi soal Madre. Akankah ia
mampu
membuat Tan De Bakker bertahan di tengah derasnya industri roti dengan
ragi instan yang bisa menjangkau setiap penjuru daerah? Dan bagaimana
akhir kisah Tansen yang hari demi hari merasakan kenyamanan bersama Mei?
Film
garapan sutradara Benni Setiawan ini menambah panjang daftar film yang
diadaptasi dari novel karya Dewi ‘Dee’ Lestari. Mirip seperti
novel-novel Dee yang sarat dengan konflik dan romansa, begitu pula
film
Madre. Perjalanan emosi menuju konflik puncaknya, tidaklah mulus.
Penonton seperti diaduk-aduk melalui konflik seperti proses adonan roti.
Sejak di awal permulaan film ini, konflik mulai bisa dirasakan. Namun,
semua konflik itu berpusat pada satu: Madre.
Uniknya, konflik
dan romansa yang tersaji tidaklah membosankan karena Benni juga
menambahkan unsur humor yang mengundang gelak tawa.
Meski tak
semua penonton paham soal kuliner dan kompleksnya sejarah biang roti,
namun film ini mampu memunculkan tema itu dengan renyah dan enak digigit
dari setiap sisi, baik itu komedi, percintaan, maupun konflik
idealismenya. Seakan-akan, film Madre menyimpan ‘biang’ tersendiri yang
membuatnya berbeda dengan film-film lain. Apalagi, belum pernah ada film
bertema serupa di Indonesia. Naturalnya peraduan akting Vino dengan
Didi Petet serta Laura Basuki, menambah daya pikat film yang akan rilis
pada 28 Maret 2013 mendatang ini. Siap mencicipi Madre?
Posted in:
Beranda
0 komentar:
Posting Komentar